Baja Hijau dan Karbon Netral Sangat Penting untuk Masa Depan Industri

Asia menyumbang sebagian besar dari total produksi baja global karena populasi dan ekonominya terus meningkat. Perubahan struktural dalam masyarakat dan pasar, serta hubungan mereka dengan negara lain secara signifikan berdampak pada industri baja. Untuk mengatasi kebutuhan yang meningkat ini, negara juga telah berekspansi ke pasar global dengan strategi ekspor yang berbeda untuk meningkatkan pangsa mereka.

 

Pandemi memang menekan permintaan baja di sebagian besar dunia, membuat banyak orang kesusahan untuk bertahan hidup. Namun, iklim ekonomi berubah dengan adanya progam vaksinasi yang progresif, karena hal tersebut, kami melihat banyak peluang yang akan datang di Industri Baja Asia. Sebagai permulaan, pelopor seperti China membuat beberapa perubahan untuk memperkuat industri mereka.

 

Perubahan di Pasar Baja China

 

Perubahan besar yang diadopsi pasar baja China baru-baru ini, ialah pembatalan potongan pajak ekspor. Pada Mei 2021, mereka mengumumkan penghapusan potongan PPN atas ekspor 146 produk baja. Langkah ini telah diantisipasi secara luas oleh pembuat baja secara global karena sejalan dengan saat produksi baja mentah China mencapai yang tertinggi kedua dalam sejarah. Penyesuaian pajak ditujukan untuk mengurangi biaya impor dan memperluas impor sumber daya baja.

 

Karena perubahan ini, pabrik baja China yang sangat bergantung pada pendapatan ekspor akan beralih ke peluang pendapatan domestik. Di sisi lain, pabrik baja ASEAN yang sebelumnya dipengaruhi oleh persaingan yang kuat dari pabrik baja China kini berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghasilkan margin dan pangsa pasar yang lebih tinggi di dalam negeri dan global. Pabrik baja China juga akan bermitra dengan pemain regional lainnya – ini menempatkan daya tarik pada pabrik baja Indonesia dan menjadi pertanda baik bagi pabrik baja lainnya di Asia. Implementasi perubahan ini akan mendorong transformasi dan peningkatan industri baja di wilayah tersebut.

 

Peluang yang Akan Datang

 

Memenuhi Permintaan Regional untuk Baja

 

Dalam beberapa bulan atau tahun mendatang, akan ada peluang besar bagi pabrik baja di Indonesia, karena kami melihat peningkatan penjualan ekspor terjadi di atas penjualan domestik. Indonesia tumbuh sebagai produsen baja dan karena negara ini terus didorong oleh perusahaan-perusahaan China, Indonesia akan menyalip India sebagai produsen baja nirkarat terbesar kedua di dunia. Hal ini memproyeksikan bagaimana Indonesia telah memenuhi pasar domestik dan internasional yang meningkat.

 

Ke depannya, Indonesia merupakan tempat yang sangat baik untuk memenuhi kesenjangan permintaan dan pasokan, karena kedekatannya dengan pasar serta kemitraan jangka panjang bersama kami. Pada tahun mendatang di Indonesia, permintaan baja diperkirakan akan meningkat kuat, serta didukung oleh impor konstruksi dan infrastruktur.

 

Maju Terus dengan Strategi Hijau

 

Ke depannya, para pemain dan pengembang infrastruktur dunia akan bergerak menuju logam hijau dengan menekan pemasok baja untuk “bersertifikasi hijau”. Baja adalah inti dari ekonomi hijau, dimana pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan berjalan beriringan. Melakukan strategi hijau secepat mungkin, dapat membuat pabrik baja atau perusahaan Anda memimpin di pasar.

 

Pembangunan berkelanjutan harus memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Ekonomi hijau memberikan kemakmuran bagi semua negara, dengan tetap melestarikan dan meningkatkan sumber daya planet ini. Selanjutnya, pabrik baja di China akan menganggap serius pabrik baja lainnya yang memiliki rencana akan menghasilkan netral karbon.

 

Gunung Raja Paksi (GRP) telah membuka jalan bagi pembuat baja lainnya di Asia dan saat ini berencana untuk memulai inisiatif hijau sambil mendorong bisnis secara regional dan global untuk mengikutinya. Ini adalah waktu terbaik bagi bisnis baja dan perusahaan baja Asia untuk tumbuh, jangan sampaI terlewat.