Kemanusiaan Di Atas Segalanya: GRP Tetap Ikut Membantu Walau Keadaan Ekonomi Sedang Penuh Tantangan

Pandemi memang telah mengubah dunia. Dalam beberapa bulan, orang-orang di seluruh dunia harus menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru yang minim interaksi sosial sambil memaksimalkan proteksi diri, semuanya dilakukan dengan masih berusaha untuk mencari nafkah. Dampak dari pandemi ini dirasakan oleh semua orang, tetapi dampak yang dialami oleh mereka yang kurang mampu terasa lebih besar. Cerita soal kemiskinan, kelaparan, dan pengangguran menjadi hal yang umum didengar di sekitar kita.

 

Ini adalah masa yang sulit untuk banyak orang. Beberapa harus diberhentikan dari pekerjaannya, atau dipotong gajinya, dan ada juga yang terjebak hutang. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup membuat banyak keluarga berada dalam situasi yang sulit. Dalam keputusasaan, ada banyak orang yang memutuskan untuk menggadaikan barang-barang berharga agar tetap bisa menghidupi keluarga mereka.

 

Selain individu, pandemi juga turut mempengaruhi bisnis kecil maupun besar di Indonesia, termasuk juga GRP, yang mengalami kerugian selama setahun terakhir. Pandemi ini mengakhiri ekspansi ekonomi Indonesia yang telah berjalan konsisten selama dua dekade, akibat penurunan permintaan yang begitu tajam serta gangguan pada rantai pasokan.

 

Namun, terlepas dari adanya penurunan tajam di pasar, Kimin Tanoto, Komisaris GRP, percaya bahwa berbuat baik dengan beramal kepada yang membutuhkan tetap harus dilakukan.

Beramal dalam Masa yang Sulit

Pada akhir tahun lalu, kita dapat melihat kepedulian GRP kepada sesama di Indonesia lewat bantuan mereka pada para penduduk Desa Ciampea, Bogor. Hal ini dilakukan dalam rangka gerakan CSR. Melalui donasi dalam bentuk 3500 karung beras, payung, serta jas hujan, mereka membantu untuk meringankan warga di sekitar Ciampea yang hampir tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

 

Selama ini, Kimin juga menyampaikan bahwa “(meskipun) banyak proyek infrastruktur yang tertunda, yang berarti juga mempengaruhi bisnis kami dalam industri baja, kita harus tetap menaruh kepedulian, agar orang-orang di sekitar kita tetap ada yang memperhatikan.” Ia percaya meskipun bisnis mungkin terpengaruh, prioritas utamanya adalah memastikan bahwa keuangan serta gaji para karyawannya tetap terjamin, dan mereka tetap bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan dalam masa sulit ini.

 

Selain itu, pada September 2020, Kimin juga menawarkan memberikan bantuan kepada sejumlah 6000 karyawan serta penduduk yang bekerja di sekitar Desa Sukadanau, Cibitung, dengan memberikan kebutuhan sehari-hari seperti beras. Kimin mengungkapkan, “Dalam kondisi sulit ini, kita harus tetap berbagi dan berdonasi untuk meringankan beban masyarakat.”

 

Pandemi membawa perubahan besar serta gangguan dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan takut dan cemas menjadi hal yang banyak dialami oleh individu maupun keluarga yang sedang berjuang. Dengan empati serta kerja keras, Kimin percaya bahwa ia dapat bisa membantu mereka yang membutuhkan untuk mengurangi rasa kesepian, dan lebih kuat pada masa ini lewat upaya CSR berkelanjutan dari GRP. Pada masa krisis seperti ini, bantuan kecil bisa menjadi sangat membantu.